Firman Allah s.w.t dalam surah Al-Araf: 172
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَن تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَـٰذَا غَافِلِينَ
Dan (ingatlah wahai Muhammad) ketika Tuhanmu mengeluarkan zuriat anak-anak Adam (turun-temurun) dari (tulang) belakang mereka, dan Ia jadikan mereka saksi terhadap diri mereka sendiri, (sambil Ia bertanya dengan firmanNya): "Bukankah Aku tuhan kamu?" Mereka semua menjawab: "Benar (Engkaulah Tuhan kami), kami menjadi saksi". Yang demikian supaya kamu tidak berkata pada hari kiamat kelak: "Sesungguhnya kami adalah lalai (tidak diberi peringatan) tentang (hakikat tauhid) ini".
.....
Pernah di ingatikah kesaksian di atas?
Tidak..
Bila kita melakukan kesaksian di atas?
tidak ingat.
Bagaimana kita boleh tahu kita pernah melakukan kesaksian ini?
ah...
Siapakah "kita" dalam soalan saya?
dan siapakah "kamu" dalam ayat di atas?
aduh...
Allah Maha Besar.
Walaupun manusia sudah tidak ingat penyaksiannya ketika di alam ruh sebelum dihantar ke dunia, Allah telah mengingatkan manusia akan peristiwa ini.
kita = kamu = manusia.
Walau apa pun agama kita, kita semua manusia yang pernah mengakui keTuhanan Allah.
Bagaimana sikap seorang manusia yang mengakui adanya TUHAN Yang Maha Menciptakan??
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَن تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَـٰذَا غَافِلِينَ
Dan (ingatlah wahai Muhammad) ketika Tuhanmu mengeluarkan zuriat anak-anak Adam (turun-temurun) dari (tulang) belakang mereka, dan Ia jadikan mereka saksi terhadap diri mereka sendiri, (sambil Ia bertanya dengan firmanNya): "Bukankah Aku tuhan kamu?" Mereka semua menjawab: "Benar (Engkaulah Tuhan kami), kami menjadi saksi". Yang demikian supaya kamu tidak berkata pada hari kiamat kelak: "Sesungguhnya kami adalah lalai (tidak diberi peringatan) tentang (hakikat tauhid) ini".
.....
Pernah di ingatikah kesaksian di atas?
Tidak..
Bila kita melakukan kesaksian di atas?
tidak ingat.
Bagaimana kita boleh tahu kita pernah melakukan kesaksian ini?
ah...
Siapakah "kita" dalam soalan saya?
dan siapakah "kamu" dalam ayat di atas?
aduh...
Allah Maha Besar.
Walaupun manusia sudah tidak ingat penyaksiannya ketika di alam ruh sebelum dihantar ke dunia, Allah telah mengingatkan manusia akan peristiwa ini.
kita = kamu = manusia.
Walau apa pun agama kita, kita semua manusia yang pernah mengakui keTuhanan Allah.
Bagaimana sikap seorang manusia yang mengakui adanya TUHAN Yang Maha Menciptakan??
Tiada ulasan:
Catat Ulasan